![]() |
Keresahan Seorang Mapala
Menjadi seorang Mapala itu tidaklah mudah. Dipandang negatif karena penampilan urak-urakan, kuliah lama dan tak memiliki masa depan. Itulah sedikit gambaran stigma tentang mapala yang ada dalam otak banyak orang.
Kisah itu berawal ketika aku mengenyam bangku kuliah dan diajak teman untuk bergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berbasis dikampus STMIK Banjarbaru yaitu UKM Mapala Apache. Sebelumnya aku tidaklah tahu sama sekali apa itu Mapala. Organisasi apa ini? Kegiatannya apa? itulah pertanyaan awal yang ada dalam pikiranku.
Mapala adalah kependekan dari Mahasiswa Pencinta Alam, suatu organisasi kemahasiswaan yang bergerak dibidang kegiatan alam bebas.
Akhirnya, aku mencoba memberanikan diri untuk ikut bergabung dalam kegiatan rutin Mapala yaitu Training Center (TC) Calon Anggota (Caang), isi kegiatan itu adalah pengenalan organisasi, materi dasar pemanjatan dan Rappeling. Tidak ada kesan pertama yang membuat aku tertarik untuk bergabung dengan organisasi ini, tapi temanku bersikukuh untuk mengajakku mendaftar jadi anggota Mapala. Aku disodorkan formulir pendaftaran dan diajak ikut Latihan Dasar (Latdas) Ruang. Latdas ruang berlangsung selama 4 hari kemudian dilanjut dengan kegiatan Latihan Dasar (Latdas) Lapangan selama 4 hari. Pada kegiatan Latdas Lapangan, disitulah aku diberi pemahaman tentang materi dasar Rock Climbing, Search And Rescue, Rimba Gunung serta pengaplikasiannya dilapangan. Tidak hanya itu, latihan kepemimpinan dan pendidikan karakter menjadi bagian penting pada pelaksanaan kegiatan ini.
Fyi, Tahapan sebelum menjadi anggota muda Mapala Apache adalah mengikuti Latdas Ruang dan Latdas Lapangan.
Setelah mengikuti kegiatan Latihan Dasar Mapala Apache, aku sempat ogah-ogahan mengikuti kegiatan organisasi. Tidak banyak hal yang aku lakukan untuk Mapala, aku lebih memilih nongkrong dengan organisasi sebelah. Pasang surut semangat berorganisasi sempat mendera. Klimaksnya ketika kegiatan organisasi padat dan banyak menyita waktu, yang membuatku sempat ingin mengundurkan diri dari Mapala Apache. Namun, semangat teman-teman yang ditularkan membuat aku bertahan bahkan hingga kini.
Lima tahun bukan waktu sebentar untuk berorganisasi, kini aku bangga menjadi seorang Mapala. Sungguh luar biasa perjalanan yang aku lewati ketika aku menjadi anggota Mapala. Apa jadinya jika aku tidak jadi mendaftar jadi anggota Mapala Apache atau ketika sudah jadi anggota aku pergi dan tidak melanjutkan. Bisa-bisa aku menyesal seumur hidup.
Di mapala adalah tempat aku belajar mengenal hal baru yang tak diajarkan di bangku kuliah. Jika kuliah hanya mengandalkan ilmu akademik saja mungkin ketika aku menghadapi dunia kerja bakalan “rempong” karena tidak memiliki pengalaman berorganisasi. Mungkin sekarang belum terlalu banyak manfaatnya, tapi suatu saat pengalaman jadi seorang anggota Mapala akan sangat bermanfaat.
0 Komentar